tag:blogger.com,1999:blog-89052322835477653522023-11-15T10:42:29.673-08:00Syair Kerajaan Bimalancehttp://www.blogger.com/profile/00956471867531169090noreply@blogger.comBlogger6125tag:blogger.com,1999:blog-8905232283547765352.post-37508428755121432152010-08-11T13:50:00.001-07:002010-08-11T13:50:50.119-07:00Dae SayangDae Sayang,<br />Cerita tentang Lao aka Lano itu masih saja membuat menangis. Kami tidak akan nakal lagi Dae. Kami tidak akan bandel lagi. Kami tidak akan lompat jendela saat waktu tidur siang tiba dan pergi bermain-main. Kami tidak akan membuat kesal lagi.<br />Dae Sayang,<br />Tidak usah bawa batok kelapa dan sisa nasi untuk bekal. <br />Tidak usah minta air Lano naik ke mata kaki lalu lutut dan pinggang. Atau bahkan lewat dada dan leher. Tidak usah Dae. Kami tidak akan nakal lagi.<br />Dae Sayang,<br />Cerita sederhana itu saja sudah mengajarkan banyak hal. <br />Tentang pengorbanan dan cinta kasih, tentang pengabdian dan kasih sayang, tentang perbuatan baik dan rasa cinta. Tentang kesetiaan dan rasa hormat.<br />Dae Sayang,<br />Sepanjang hayat tersimpan cinta, kasih, sayang dan pengabdian. Hati yang sekepal saja berwarna merah itu, begitu penuh dan meluap-luap. Membawa cinta, menyebar kasih, menularkan kebaikan dan rasa ikhlas.<br />Dae Sayang,<br />Hati yang sekepal saja berwarna merah itu, bercahaya kilau keemasan, menyentuh jiwa dalam kehangatan, dan menjadi abadi dalam ingatan.<br />Dae Sayang,<br />Tiada lah cukup membalaskan cinta kasih dan sayangmu, walau kami satukan semua cinta kami. Hanya do'a kami iringkan selalu, menemani tidurmu dalam damai dan kasih.<br />Dae Sayang,<br />Do'a kami iringkan nyanyian Malaikat. Bisikkan cinta dan sayang di telinga. <br />Mengingat selalu selamanya. Akan wanita yang dimuliakan Allah. Yang memberikan cinta, hidup dan hatinya tanpa pamrih tanpa ragu. <br />Dae Sayang,<br />Hiasi Taman Surga Illahi dengan senyum manismu. Berikan warna pada bunga-bunga dengan kemilau cahaya emas hatimu. Biarkan air surgawi segar mewangi dalam sejuk tatapmu.<br />Dae Sayang,<br />Cinta kami. Setulusnya. Selama-lamanya. Hanya untukmu.lancehttp://www.blogger.com/profile/00956471867531169090noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8905232283547765352.post-52401956974014030092009-01-14T08:45:00.002-08:002009-01-14T08:46:38.604-08:0041-50sudah Allah empunya pencoba<br />rumah dan batu habislah rebah<br />sekalian orang teraba-raba<br />laksana ikan yang kena tuba<br /><br />ada yang makan minum mengasingkan diri<br />bercerailah dengan anak istri<br />seperti bahasa Arab nafsi-nafsi<br />masing-masing melepaskan diri<br /><br />diceritakan oleh segala pandita<br />pada yakum al-kiamat nafsi dikata<br />tatkala jaman peruntungan kita<br />di dalam dunia sudahlah nyata<br /><br />itu pun pepatah akan salahnya<br />takdir Allah Taala atas hamba-Nya<br />fa' al li-ma yurid inilah dalilnya<br />Allah Taala berbuat sekehendaknya<br /><br />ada yang di lorong ada yang di pekan<br />meminta rezekinya suaranya perlahan<br />seraya menyembah mengangkatkan tangan<br />"memohon sesuap ayapan<br /><br />perut hatiku sangatlah lapar<br />tulang dan sendi habislah gemetar<br />berdiri duduk tiadalah segar<br />urat dan tulang tiadalah tegar"<br /><br />subhana'llahu heran terpekur<br />hati di dalam sangatlah hancur<br />tiadalah takut pada raja dan fetor<br />memohonkan rezeki dibawah bertutur<br /><br />setengahnya pergi mendapat Inggris<br />orang besar bergelarkan komisaris<br />memohonkan rezeki sambil menangis<br />"perutku pedis bagai diiris"<br /><br />raja pun kasihan kepada hambanya<br />barang y[ang] dimohonkan dikurnianya<br />/5r/ Wolanda Inggris murah hatinya<br />barang y[ang] dipinta seraya diberinya<br /><br />setengahnya masuk ke dalam rimba<br />warna mukanya pucat berubah<br />makan daun kayu lakulah rebah<br />laksana ikan yang kena tubalancehttp://www.blogger.com/profile/00956471867531169090noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8905232283547765352.post-46485006286671382912009-01-14T08:45:00.001-08:002009-01-14T08:45:48.220-08:0031-40nyatalah Allah empunya marah<br />leburlah Pekat dengan Tambora<br />abunya melayang naik ke udara<br />jatuh menimpa negeri dan sengsara<br /><br />Haji Mustafa orang yang keramat<br />turunlah bala terlalu amat<br />seolah dunia akan kiamat<br />Pekat dan Tambora tiadalah selamat<br /><br />tiadalah ketahuan siang dan malam<br />terang cuaca menjadi kelam<br /><br />Sultan Tambora Abdul Gafur<br />barang pekerjaannya sangatlah takabur<br />tiadalah percaya riwayat dan tutur<br />negeri dan badan menjadi lebur<br /><br />Tanah Tambora yang kena durhaka<br />Bima dan Sumbawa dipindahkan belaka<br />sekalian orang telah celaka<br />sampai sekarang menanggung duka<br /><br />ketika turun abu gelap gulita<br />siang hari memasang pelita<br />isinya alam tiadalah nyata<br />berjalan meraba seperti orang buta<br /><br />wazir al-muazam raja yang tertib<br />memanggil haji imam dan khatib<br />menyuruh sembahyang membawa ratib<br />membaca Qur'an kalam Allah yang karib<br /><br />sekalian memohon kepada Allah<br />minta ampun barang yang salah<br />"ya Illahi Rabbi Tuhanku allah<br />hilangkan apalah kiranya bala"<br /><br />dikabulkan doa sekalian orang<br />gelap gulita baharulah terang<br />matahari kelihatan cahayanya cemerlang<br />baharulah hati rasanya girang<br /><br />/4v/ wazir al-muazam raja yang kepala<br />mengeluarkan sedekah menolak bala<br />fakir dan miskin dberi segala<br />mudah-mudahan mendapat pahalalancehttp://www.blogger.com/profile/00956471867531169090noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8905232283547765352.post-18512668235982815962009-01-14T08:44:00.001-08:002009-01-14T08:44:52.242-08:0021-30adalah pada waktu tengah malam<br />meletuplah bunyi seperti meriam<br />habislah terkejut sekalian alam<br />serasa dunia bagaikan karam<br /><br />ayam berkokok haripun siang<br />undurlah orang daripada sembahyang<br />turunlah pasir bagai dikarang<br />habislah terkejut sekalian orang<br /><br />pasir disangka hujan yang titik<br />jatuh di atap bunyinya mengeritik<br />hari yang terang kelam berbalik<br />air yang hilir menjadi mudik<br /><br />tiadalah beberapa lamanya selang<br />turunlah abu bagai dituang<br />gegera gempar sekalian orang<br />terkejut melihat sekalian tercengang<br /><br />abu yang turun sebagai ribut<br />rupanya alam kelam kabut<br />datanglah banjir mudik dari laut<br />terdampar ke laut perahu hanyut<br /><br />bunyi bahananya sangat berjabuh<br />ditempuh air timpa abu<br />berteriak memanggil anak dan ibu<br />disangkanya dunia menjadi kelabu<br /><br />asalnya konon Allah Taala marah<br />perbuatan Sultan Raja Tambora<br />membunuh tuan haji menumpahkan darah<br />kuranglah pikir dan kira-kira<br /><br />Haji Mustafa konon namanya<br />Rum yang mulia nama negerinya<br />dengan Sayid Madinah sama turunnya<br />di Tanah Tambora tempat singgahnya<br /><br />sebab kelakuannya wa'llahu a'lamu<br />karena hamba nin tiada bertemu<br />daripada orang berkabar makanya tahu<br />yang melihat sekali baharulah tentu<br /><br />/4r/ berkat sudah mengunjung Baitullah<br />segala mintanya diterima Allah<br />dari tanah terbit api menyala<br />kayu dan batu hangus dan belahlancehttp://www.blogger.com/profile/00956471867531169090noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8905232283547765352.post-58838157661916040842009-01-14T08:17:00.000-08:002009-01-14T08:18:44.504-08:0011-20/3r/ datanglah takdir Wahid al-Kahar<br />pada hijrat an-nabi Sayyid al-Basyar<br />seribu dua ratus tahun tersesar<br />dua puluh delapan lebihnya berkisar<br /><br />pada tahun Jim awal mulanya<br />diturunkan bala kepada hambanya<br />tanah Bima hangus semua padinya<br />laparlah orang sekalian isinya<br /><br />lapar itu terlalu sangat<br />rupanya negeri tiada bersemangat<br />serasa dunia bekas kiamat<br />sukarlah gerangan baiknya bangat<br /><br />tatkala jaman dari nenek moyang<br />belumlah ada bagai sekarang<br />sekadar kita membeli larang<br />tiadalah mati sekalian orang<br /><br />orangpun tiada yang berpindah<br />masing-masing di negerinya ada<br />kecil dan besar tua dan muda<br />dimakanlah barang yang hadir ada<br /><br />zaman sekaran ajaib terlalu<br />orangpun mati beribu-ribu<br />tiadalah menaruh takut dan malu<br />anak dijual bapak dan ibu<br /><br />masing-masinglah membawa diri<br />tiada indahkan anak dan istri<br />makan dan minum seorang diri<br />tiadalah menoleh ke kanan dan kiri<br /><br />adalah hujan lalu tertanam<br />padinya jadi sangatlah kelam<br />datanglah takdir Khalik al-alam<br />turunlah abu dua hari tiga malam<br /><br />abupun banyak datang menimbun<br />rebahlah padi bersusun-susun<br />sebagai tikar dihampar konon<br />tiadalah boleh lagi dibantun<br /><br />waktu subuh fajarpun merekah<br />diturunkan Allah bala celaka<br />/3v/ sekalian orang habislah duka<br />bertangis-tagisan segala merekalancehttp://www.blogger.com/profile/00956471867531169090noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8905232283547765352.post-81401718117986815672008-12-14T11:43:00.000-08:002008-12-14T11:44:24.303-08:001-10Bismillah itu mula di kata<br />ar-rahman ar-rahim ketiganya serta<br />itulah isim Allah Tuhan kita<br />diucap Islam sekalian rata<br /><br />al-hamdulillah puji insani<br />diturunkan Allah Malik ar-Rabbani<br />berkat Muhammad Sayid ar-Ruhani<br />inilah makam mukmin nurani<br /><br />ayoai segala muda berhati<br />mengapakan tuan melupakan mati<br />malik al-maut hadir menanti<br />mengambil nyawa berganti-ganti<br /><br />ingat-ingat awang dan dayang<br />hidup kita nin umpama wayang<br />sementara nyawa belumlah melayang<br />perbuatan ibadah malam dan siang<br /><br />dunia ini tempat kita berhenti<br />janganlah taksir berbuat bakti<br />disuruhkan Tuhan Rabbi al-Izzati<br />sementara hidup belumlah mati<br /><br />akan harta jangan kau sebal<br />akhirnya kelak hatimu menyesal<br />bicaramu kelam hilanglah akal<br />tiadalah terjenang kepada ajal<br /><br />harta dicari sedikit sampai<br />sekedar cukup makan dan pakai<br />bicara yang jahat jangan dicapai<br />di dalam kubur tak rapai-rapai<br /><br />sungguhpun harta terlalu mulia<br />tatkala mati tinggallah dia<br />amal ibadat yang teguh setia<br />barang ke mana sertalah dia<br /><br />inilah kisah suatu syair<br />dikarang seorang khatib yang fakir<br />bukanlah hamba berbuat sindir<br />nyatalah Allah yang empunya takdir<br /><br />dengarkan tuan ikat-ikatan<br />dikarang oleh Khatib Lukman<br />tempat menaruh peringatan<br />supaya ada akan jadi zamanlancehttp://www.blogger.com/profile/00956471867531169090noreply@blogger.com0