Wednesday, August 11, 2010

Dae Sayang

Dae Sayang,
Cerita tentang Lao aka Lano itu masih saja membuat menangis. Kami tidak akan nakal lagi Dae. Kami tidak akan bandel lagi. Kami tidak akan lompat jendela saat waktu tidur siang tiba dan pergi bermain-main. Kami tidak akan membuat kesal lagi.
Dae Sayang,
Tidak usah bawa batok kelapa dan sisa nasi untuk bekal.
Tidak usah minta air Lano naik ke mata kaki lalu lutut dan pinggang. Atau bahkan lewat dada dan leher. Tidak usah Dae. Kami tidak akan nakal lagi.
Dae Sayang,
Cerita sederhana itu saja sudah mengajarkan banyak hal.
Tentang pengorbanan dan cinta kasih, tentang pengabdian dan kasih sayang, tentang perbuatan baik dan rasa cinta. Tentang kesetiaan dan rasa hormat.
Dae Sayang,
Sepanjang hayat tersimpan cinta, kasih, sayang dan pengabdian. Hati yang sekepal saja berwarna merah itu, begitu penuh dan meluap-luap. Membawa cinta, menyebar kasih, menularkan kebaikan dan rasa ikhlas.
Dae Sayang,
Hati yang sekepal saja berwarna merah itu, bercahaya kilau keemasan, menyentuh jiwa dalam kehangatan, dan menjadi abadi dalam ingatan.
Dae Sayang,
Tiada lah cukup membalaskan cinta kasih dan sayangmu, walau kami satukan semua cinta kami. Hanya do'a kami iringkan selalu, menemani tidurmu dalam damai dan kasih.
Dae Sayang,
Do'a kami iringkan nyanyian Malaikat. Bisikkan cinta dan sayang di telinga.
Mengingat selalu selamanya. Akan wanita yang dimuliakan Allah. Yang memberikan cinta, hidup dan hatinya tanpa pamrih tanpa ragu.
Dae Sayang,
Hiasi Taman Surga Illahi dengan senyum manismu. Berikan warna pada bunga-bunga dengan kemilau cahaya emas hatimu. Biarkan air surgawi segar mewangi dalam sejuk tatapmu.
Dae Sayang,
Cinta kami. Setulusnya. Selama-lamanya. Hanya untukmu.

No comments:

Post a Comment